YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 20 November 2012

sejarah perayaan natal

saya bukan orang kristen, tapi entah kenapa oleh guru agama saya disuruh mencari tentang sejarah perayaan natal. mungkin buat pengetahuan aja. so check this out.


Natal Kristus tidak ada hubungannya dengan Dewa Matahari Roma kuno
Sejarah perayaan natal diawali dari kelahiran Isa Al-Masih atau Yesus Sang Kristus di Betlehem, Israel Palestina, pada tanggal 25 Desember 5 SM Kalender Julian.
Ilustrasi natal Kristus (Milad Al-Masih) yang pertama
Ilustrasi natal Kristus (Milad Al-Masih) yang pertama. {a href="http://natal25desember.com/wp-content/uploads/2012/06/ilustrasi-natal-pertama.jpg"}Perbesar gambar{/a}
Orang yang pertama kali merayakan Natal Kristus (Milad Al-Masih) atau kelahiran Isa Al-Masih tentu saja orangtuanya. Orangtua mana yang tidak senang saat anaknya lahir dengan selamat? Jadi orang yang pertama-tama merayakan kelahiran Isa Al-Masih (Natal Kristus) tentu saja Yusuf dan Maryam.
Namun bukan hanya Yusuf dan Maryam. Saat Isa Al-Masih lahir ke dunia ini, para malaikat pun bersukacita merayakan kelahiran Isa Al-Masih.
13  Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
14  “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:13-14)
Hanya Isa Al-Masih saja yang kelahirannya dirayakan oleh para malaikat dan tertulis dalam Alkitab, lengkap dengan dalil perintah untuk memperingatinya!
Atas penentuan Allah, malaikat mengabarkan berita sukacita kelahiran Isa Al-Masih kepada para gembala hewan kurban yang selalu ada di padang Betlehem dalam musim panas maupun musim hujan saat udara sedang dingin.
8 Di daerah itu ada beberapa orang gembala yang sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang pada waktu malam.
9 Tiba-tiba malaikat Tuhan berdiri di dekat mereka dan cahaya kemuliaan Tuhan menyinari mereka. Mereka pun sangat ketakutan.
10 Malaikat itu berkata, “Jangan takut. Aku membawa kabar baik bagimu, yaitu kabar yang mendatangkan kesukaan besar bagi seluruh bangsa.
11 Hari ini telah lahir bagimu di kota Daud seorang Penyelamat, yaitu Al Masih, Junjungan kita.
12 Inilah tandanya: Kamu akan menjumpai bayi yang dibungkus dengan kain bedung dan berbaring di palungan.” (Lukas 2:8-12)
Para gembala ini lantas datang mengunjungi jabang bayi yang baru dilahirkan itu dan tergolong dalam mereka yang pertama merayakan Natal pertama, di samping Yusuf, Maria, dan para malaikat.
15  Kemudian malaikat-malaikat itu meninggalkan gembala-gembala itu dan kembali ke surga. Lalu gembala-gembala itu berkata satu sama lain, “Mari kita ke Baitlahim melihat semua yang terjadi, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.”
16  Mereka pun segera pergi lalu mendapati Maryam, Yusuf, dan bayi itu, yang sedang berbaring di palungan.
17  Setelah mereka melihat bayi itu, mereka memberitakan kepada orang-orang, apa yang dikatakan oleh malaikat mengenai anak itu.
18  Semua orang yang mendengar apa yang diceritakan oleh gembala-gembala itu merasa heran.
19  Akan tetapi, Maryam menyimpan semua hal itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
20  Lalu gembala-gembala itu pulang sambil memuji dan memuliakan Allah, sebab semua yang mereka dengar dan mereka lihat, sama seperti apa yang telah disampaikan malaikat itu kepada mereka. (Lukas 2:15-20)
Pada minggu kedua setelah kelahirannya, Hana dan Simeon juga merayakan Natal Kristus yang pertama dengan syukuran, pujian pada Allah, dan menyampaikan nubuat dari Allah (Lukas 2:25-38).
Saat Isa sudah berusia kanak-kanak dini, yaitu antara 3-4 bulan, pada awal musim semi, orang-orang Majus dari Timur (Arab) datang untuk turut merayakan Natal yang pertama.
Lalu masuklah orang-orang majus ke rumah itu, dan melihat anak itu dengan Maryam, ibu-Nya. Maka sujudlah mereka di hadapan anak itu. Mereka membuka tempat harta mereka dan mempersembahkan kepada-Nya persembahan berupa emas, sejenis damar yang wangi, dan kemenyan. (Matius 2:11)
Surat 2 Timotius 2:8 yang dituliskan pada sekitar pertengahan abad 1 Masehi menyerukan untuk memperingati kelahiran Isa Al-Masih.
μνημονευε ιησουν χριστον εγηγερμενον εκ νεκρων εκ σπερματος δαβιδ κατα το ευαγγελιον μου
mnēmoneue iēsūn ḥriston egēgermenon ek nekrōn ek spermatos david kata to euan-gelion mū
Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telahdilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. (2 Timotius 2:8)
Natal pertama pada 25 Desember 5 SM tersebut selanjutnya diteladani dan dilestarikan oleh umat Al-Masih generasi pertama, sebagaimana tercantum dalam Piagam Rasuli atau Konstitusi Apostolik yang pertama tahun 70 Masehi (abad 1 Masehi).
Saudara-saudara, jalankanlah peringatan hari-hari raya; dan yang pertama dari semua hari raya yang kalian harus rayakan adalah pada tanggal 25 bulan ke-9. (Buku ke-5, Bagian III)
Bulan ke-9 kalender Nisan, salah satu kalender Ibrani kuno, adalah bulan Teveth, sehingga tanggal 25 bulan ke-9 berarti 25 Teveth. Tanggal 25 Teveth itu jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian tahun 5 SM.
Tanggal 25 Desember abad 3 Masehi, pada masa Diocletian menjadi Kaisar Romawi, 25.000 jiwa umat Al-Masih abad 3, baik dewasa maupun anak-anak, dibantai dengan cara dibakar hidup-hidup saat sedang memperingati Natal Kristus (Milad Al-Masih). “Ruh Diocletian” dapat kita temukan pada jaman modern ini, yaitu dengan pemboman umat Al-Masih yang sedang melakukan beribadah memperingati Milad Al-Masih (Natal Kristus).
Kalender 354 Masehi mencantumkan peristiwa Natal Kristus di Betlehem Yudea pada tanggal 25 Desember, sebagaimana yang dipelihara oleh umat Al-Masih abad 1-3 Masehi. Pada kalender ini pula dicantumkan hari perayaan kelahiran dewa matahari adalah tanggal 28 Agustus dan 19-22 Oktober.
Para kafir pemuja dewa matahari memindahkan hari raya mereka ke akhir bulan Desember pada tahun 362 Masehi. Artifak arkeologis tidak menyebutkan tanggalnya, hanya menyebutkan dipindah ke akhir bulan Desember saja. Dari sini muncul spekulasi bahwa hari tersebut dipindahkan ke tanggal 25 Desember.
Paul Ernst Jablonski, seorang theolog Kristen Protestan Liberal (Krislib), pada tahun 1743 berspekulasi bahwa Natal 25 Desember adalah Dies Natalis Solis Invicti (hari kelahiran Dewa Matahari). Dari sini lantas lahirlah tuduhan dan fitnah bahwa Natal 25 Desember adalah hari kelahiran dewa matahari.
Opini keliru dari Paul Ernst Jablonsky tersebut pernah dibantah oleh Louis Duchesne, yang mengungkapkan perhitungan yang dianut umat Al-Masih sedari awal abad Masehi, yaitu bahwa tanggal 25 Desember dihitung 9 bulan semenjak malaikat Gabriel menyampaikan Firman kepada Maria. Sayang sekali, suara Louis Duchesne tenggelam dalam derasnya theologi kristen liberal. Perhitungan yang didasarkan pada informasi dari ayat-ayat Injil memang menunjuk 25 Desember 5 SM Kalender Julian sebagai hari kelahiran Isa Al-Masih, sebagaimana yang sekilas disinggung dalam posting “Dalil & Logika Yesus (Isa) lahir tanggal 25 bulan Desember tahun 5 SM kalender Julian“.
Hingga saat ini, Natal Yesus Kristus atau Milad Al-Masih masih tetap diperingati pada tanggal 25 Desember, pertama, atas dasar perhitungan ayat-ayat Injil secara benar; kedua, atas dasar tulisan-tulisan sejarah dari umat Al-Masih generasi awal; dan, ketiga, warisan leluhur yang dilestarikan abad demi abad dari sejak abad 1 M hingga saat ini. Sepanjang pemahamannya atas ayat-ayat Alkitab mengenai kelahiran Isa Al-Masih itu benar, orang pasti tiba pada 25 Desember sebagai hari kelahiran Isa Al-Masih atau Milad Al-Masih alias Natal Kristus.
Dengan memahami sejarah perayaan natal yang benar, semoga kita terhindar dari kedustaan fitnah Teori Kebohongan Natal.
Kamu akan mengenal kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:32)

sumber: http://natal25desember.com/tag/sejarah-perayaan-natal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar